Cobaan dalam Memulai Usaha yang Mungkin Akan Kita Hadapi

cobaan dalam memulai usaha

Cobaan dalam Memulai Usaha – Kita kerap menghadapi kebingungan ketika mengawali suatu jenis bisnis. Banyak yang masih ragu untuk membuka usaha, seperti ingin berjualan apa nantinya, bagaimana memasarkannya, bagaimana apabila tidak laku, dan lain sebagainya. Yang perlu kita ketahui adalah semua ini wajar bagi kita yang masih mau merintis bisnis dan belum pernah menjalaninya sebelumnya. Kadang kita melihat para pebisnis sangat mudah sekali untuk bangkit dan move on sekalipun sudah rugi ratusan juta. Semua ini di sebabkan oleh adanya mental entrepreneur yang mereka miliki, alias mereka sudah menjalaninya sebelumnya. Lalu bagaimana sikap kita sebagai pebisnis pemula dalam menghadapi cobaan dalam merintis sebuah bisnis?

Rintangan dalam berbisnis pasti ada saja. Itu bisa saja datang ketika bisnismu sudah jalan maupun ketika masih akan memulai bisnis. Untuk mempersiapkannya kita harus paham bahwa bisnis tidak terbangun dari kesuksesan-kesuksesan, melainkan bisnis terbangun dari banyak puzzle kegagalan. Oleh karena itu salah satu sikap yang harus kita punyai untuk menjadi pebisnis adalah sikap pantang menyerah, dan yang kedua adalah berani mengawali langkah. Berikut ini adalah the journey of entrepreneur, atau perjalanan seorang pebisnis. Kita simak bersama-sama sebagai motivasi awal kita untuk membuka bisnis dan usaha.

Niat Memulai Usaha

Pertama kali yang harus kita miliki tentunya adalah Niat untuk mengawali bisnis. Setiap dari kita yang berkeinginan berjualan pasti sudah ada niat sebelumnya. Namun niat ini tidak akan menjadi kenyataan apabila tidak lekas mengambil langkah pertama. Oleh karena itu, lebih baik segera di mulai dari pada tidak sama sekali. Yang terpenting di sini sebagai seorang pemula adalah satu kata : START.

  1. Start

Di dalam fase ini biasanya kita masih serba ragu dan tidak menentu. Kenapa kok bisa begitu? Karena di fase ini kita sudah melangkahkan kaki, namun juga tidak segera mengeksekusi bisnis sepenuhnya. Dalam fase ini kita masih belum mempunyai ritme yang jelas untuk istiqomah berjualan. Saran yang tepat ketika berada di fase ini adalah jalani saja passion dan getaran hati. Kita masih butuh banyak pembiasaan sebelum akhirnya menemukan ritme dan pola yang nyaman.

Baca juga :   Mengamankan Data Dengan Backup File Website Di Cpanel

Setelah menceburkan diri ke dalam dunia bisnis, tentunya kita akan melihat medan terlebih dahulu. Kita masih belum memikirkan saingan dan sebagainya karena fokus kita masih meyakinkan diri sendiri. Sebenarnya dunia usaha itu mirip fase orang akan pacara. Pertama masih malu-malu dan tidak yakin. Kalau sudah ketemu momen yang pas, sudah pasti akan langsung eksekusi. Seiring kita menjalani dunia bisnis, lalu kita akan menemukan kepercayaan diri yang kamu nantikan.

  1. Penuh Percaya Diri

Kamu akan berada di fase ini. Ketika hati dan fikiran satu visi untuk mewujudkan bisnis. Kita akan begitu percaya diri dan menggebu-gebu serta tidak sabaran untuk segera sukses. Ini wajar kok ketika awal merintis bisnis. Kepercayaan dirimu itu manfaatkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekadar termenung-menung memikirkan kesuksesan. Misalnya kita isi dengan mengikuti pelatihan digital marketing.

  1. Takut

Selepas kita mengalami fase penuh percaya diri akan membuka sebuah bisnis, kita akan sampai pada fase takut untuk merintis bisnis. Ketakutan itu sumbernya macam-macam. Ada takut akan kehilangan teman, takut kehilangan uang, hingga takut kehilangan waktu. Kita menjadi lebih berhati-hati lagi untuk memulai sebuah bisnis baru. Di sinilah banyak pebisnis pemula memilih mundur karena terlalu takut dengan jalannya bisnis ke depan.

Ketakutan mereka yang memilih mundur ini di sebabkan oleh kekurangan pengetahuan mengenai dunia bisnis. Oleh karenanya di awal tadi ada saran agar kita mengikuti banyak pelatihan digital marketing sebelum membuka bisnis. Itu tidak lain adalah untuk menghilangkan rasa takut sebelum membuka bisnis tersebut.

Strategi Mengawali Usaha

Dengan mengikuti pelatihan digital marketing akan membuat kita semakin mantap dalam merintis sebuah bisnis. Selain itu, kita juga akan semakin mempunyai bekal strategi merencanakan bisnis yang baik. Perencanaan adalah kunci untuk mengeksekusi sebuah bisnis. Lewat pembekalan selama mengikuti kelas digital marketing itu akan melatih kita untuk merencanakan bagaimana jalannya bisnis ke depannya.

  1. Buka Bisnis

Setelah sekian lama menimbang dan memikirkan, maka kita akan sampai pada memutuskan untuk membuka bisnis. Pada fase ini tekad kita sudah bulat untuk menjadi seorang pebisnis dan pengusaha. Di fase ini, kita juga sudah mempunyai bekal pengetahuan maupun finansial untuk menyokong modal sebuah bisnis. Di sinilah sebetulnya jawaban dari segala pertanyaan kita ; bagaimana merintis sebuah bisnis. Pada tahap membuka bisnis, kamu akan benar-benar harus konsisten dan merencanakan strategi yang tepat ke depannya.

Baca juga :   Cara Membangun Backlink Berkualitas Bersama Didik Arwinsyah

Kamu mempunyai harapan yang besar akan kesuksesan bisnismu. Namun tidak lagi harapan yang semu seperti ketika masih dalam fase percaya diri. Harapanmu akan kamu imbangi dengan ikhtiar yang nyata untuk kebaikan bisnis ke depannya. Di fase ini kamu juga mulai melihat kemungkinan lain untuk merekrut karyawan mungkin. Karena sudah banyak pekerjaan yang tidak dapat kamu atasi sendiri.

Mungkin kita berpikir kalau cobaan akan berhenti ketika sudah bisnis sudah berjalan. Ternyata belum. Justru ketika sudah membuka usaha inilah cobaan yang sesungguhnya akan datang. Rintangan dalam memulai entrepreneur mungkin tidak ada bandingannya dengan hambatan ketika usaha sudah berjalan. Salah satu kendala yang menanti kita nanti adalah kemungkinan gulung tikar.

Rintangan di Awal Membuka Usaha

  1. Rugi

Banyak faktor yang menyebabkan bisnismu bisa merugi nantinya. Bisa saja faktor itu datang dari bisnismu sendiri maupun keadaan dunia bisnis yang bisa mempengaruhi bisnismu. Semisal saja datang badai krisis ekonomi. Itu adalah faktor eksternal yang menyebabkan bisnismu goyah.

Kerugian dalam bisnis itu adalah sebuah hal yang wajar dan biasa. Namun sedapat mungkin kita harus mencegahnya gulung tikar. Rugi dan gulung tikar berbeda. Kalau rugi adalah keadaan ketika modal dan keuntungan tidak sepadan. Sedangkan gulung tikar adalah keadaan ketika bisnis kita tidak mempunyai pilihan lain selain tutup. Kerugian ini banyak cara mengatasinya, di antaranya adalah dengan menyimpan modal cadangan agar bisnis kita tidak terhenti sepenuhnya.

Cobaan dalam Merintis Bisnis dan Cara Mengatasinya

Setiap kerugian dalam bisnis hanya ada dua kemungkinannya, yakni berlanjut atau kita dapat mengatasinya. Kerugian yang berlanjut akan menyebabkan bisnis kita gulung tikar. Namun kerugian yang dapat kita atasi akan memberikan kendali kita untuk menjalankan bisnis ke tahap selanjutnya. Setiap kerugian pasti ada masanya apabila kita dapat mengatasinya.

  1. Kontrol Kembali

Sudah banyak kisah pebisnis dapat mengontrol kembali kendali bisnisnya setelah diterpa badai kerugian. Bahkan banyak bisnis yang gulung tikar pada akhirnya bisa membangkitkan bisnisnya kembali. Semua ini tergantung dari bekal yang kita miliki sebelum menjalankan bisnis. Kalau bekal yang kita miliki cukup, tentunya akan memudahkan mengendalikan bisnis yang sedang oleng.

  1. Sukses

Setelah kita dapat mengontrol kembali bisnis yang merugi, kita akan sampai pada sebuah kesuksesan yang nyata. Maka dari itu tidak salah apabila ada pepatah yang bilang bahwa kesuksesan biasanya terletak dari daya tahan yang kita miliki. Daya tahan ketika enggan membuka bisnis, daya tahan kita ketika merugi, dan sebagainya.

Baca juga :   Digitalisasi Bisnis : Pengertian, Manfaat dan Langkah-Langkahnya

Tantangan dan Hambatan dalam Merintis Usaha itu Wajar

Setiap bisnis pasti ada tantangan dan hambatannya sendiri. Dunia bisnis adalah dunia yang mengharuskan kita untuk tetap tegak berdiri menghadapi keadaan sulit suka atau tidak suka. Itulah fase yang biasanya di hadapi oleh seorang pebisnis. Kita dapat merangkum cobaan dalam memulai usaha itu sebagai berikut; start, percaya diri, takut, buka bisnis, merugi, pegang kendali, dan sukses. Semoga kesuksesan selalu menanti kita di masa depan.