Cara Menyusun Kalender Konten untuk Meningkatkan Engagement di Sosial Media

Cara Menyusun Kalender Konten

Cara Menyusun Kalender Konten di Kelas IJO – Pak Dosen Jualan memberi perhatian yang lebih pada anak didiknya di Kampus Dosen Jualan. Pak Dosen melihat ada kendala yang sedang menyusahkan peserta Kelas IJO Batch 76. Untuk itu pada hari Selasa, 29 Desember 2020, Pak Dosen secara khusus memberikan materi yang akan menghilangkan kesusahan tersebut. Kesusahan peserta adalah dalam soal pembuatan konten. Peserta IJO mengeluh karena hanya bisa membuat satu postingan dalam satu hari. Itupun kadang tidak tercapai karena tidak ada ide yang nyantol di kepala. Satu postinganpun kadang tidak ada yang nge-like sama sekali apalagi nungguin komen. Wah, gawat nih. Untuk itu tulisan ini akan mengulas mengenai bagaimana pengalaman peserta IJO Batch 76 ketika belajar cara menyusun kalender konten untuk meningkatkan engagement  di sosial media.

Sebenarnya kendala dalam soal ini juga dialami oleh banyak pemain digital marketing, baik berskala besar maupun kecil. Para pebisnis online, termasuk kita, terkadang hanya membikin konten hari itu juga. Maksudnya adalah hari itu mencari ide, sekaligus pembuatan, sekaligus posting. Tentunya ini tidak akan efektif, karena dengan cara ini kita Cuma menghasilkan sedikit konten dalam satu hari. Boro-boro mau bikin tiga jenis konten di atas, ketemu ide saja sudah sangat beruntung. Oleh karena itu solusi dari Bapak Dosen Jualan ini bisa sedikit membantu pemain digital marketing. Sebelum menginjak pada pembahasan tentang bagaimana cara menyusun kalender konten di sosial media, ada baiknya kita sudah paham betul tentang dua hal. Apa saja dua hal tersebut?

Baca juga :   Contoh Konten Jualan di Instagram Datangkan Customer Baru

Pertama yang harus kita siapkan untuk menyusun kalender konten adalah pengetahuan kita pada produk

Hal pertama yang harus kita pahami adalah apa yang akan kita tawarkan pada customer. Kita harus paham betul bagaimana produk kita digunakan. Paham bagaimana produk kita mengatasi persoalan customer, dan lain-lain. Ini penting agar kita dapat mengetahui kelebihan produk kita daripada kompetitor lain. Jadi analisisnya hampir mirip dengan analisis SWOT. Di mana kita mencari kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lalu bagaimana menganalisa produk kita dari segi kelebihan dan kekurangan? Pertama kita wajib untuk menganalisa kelebihan produk kita, yaitu dengan cara menuliskan segala penyokong bisnis kita, seperti Sumber daya manusia, platform media sosial, program unggulan, produk unggulan, Dari situ nanti kita akan paham apa saja yang kita miliki untuk bersaing dengan kompetitor lain. Segala yang menjadi punya kita adalah aset yang dapat kita bahas dalam konten-konten itu nantinya.

Selepas mengetahui apa yang menjadi kelebihan kita, langkah selanjutnya adalah menuangkannya ke dalam sebuah peta konsep yang sering disebut sebagai Bank Konten. Mungkin istilah ini masih jarang terdengar. Bank Konten adalah suatu peta konsep yang berisi tema-tema yang akan mengisi jadwal konten kita nantinya. Di dalam Bank Konten terdapat beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut sering disebut sebagai Konten Pilar. Di dalam bank konten ada setidaknya 4  pilar yang akan menyangga berjalannya konten kita. Empat pilar itu antara lain, Konten Edukasi, Konten Jualan, Sisipan, dan Pancingan (QnA). Keempatnya menyokong bank konten untuk diturunkan menjadi sebuah kalender konten. Semua yang telah kita siapkan di awal, yaitu kelebihan produk, edukasi pasar, dan lain-lain, bisa dituangkan ke dalam Pilar Konten ini. Semua pilar harus kita beri proporsi yang sama agar tidak ada kejomplangan. Kita akan membahas satu per satu substansi dari pilar konten, biar tidak ada kebingungan lagi dalam menentukan tema konten.

Baca juga :   Tips Berbisnis Busana Muslim untuk Pebisnis Pemula

Pak DJ menyebutkan ada Empat konten yang harus kita persiapkan.

Konten Edukasi. Di dalam konten edukasi berisi hal-hal yang bersifat informative, edukatif, dan merangsang pengetahuan dari customer. Menyisipkan konten edukasi di jadwal konten saat ini sudah merupakan kewajiban bagi pemain online. Kita tidak boleh hanya berjualan saja, melainkan harus memberi info dan pengetahuan tentang suatu hal yang sangat kita pahami. Di dalam konten edukasi berisi pengetahuan produk, cara menggunakan produk, fungsi produk, prosedur penggunaan produk, cara memilih produk, dan lain-lain. Agar lebih menarik kita bisa mengambil sudut pandang yang anti-mainstream untuk mengedukasi pembaca. Semisal kita mengkaitkan antara fungsi produk dengan kebiasaan customer. Ini contoh temanya, “Cara Membuka Payung di saat kondisi Ramai”. Ini merupakan contoh apabila produk yang kita jual adalah payung. Gimana sudah nemu tema yang menarik belum buat mengedukasi customermu?

Konten Jualan. Di dalam konten jualan merupakan sarana kita untuk mempromosikan produk, baik melalui hardselling maupun softselling. Konten jualan tidak melulu berisi varian produk atau harga produk, tetapi bisa juga kita membuat konten jualan dengan cara menyisipkannya di dalam konten edukasi. Semisal kita jualan payung, maka setelah membahas mengenai cara penggunaan payung, kamu bisa mengenalkan produk payung yang paling aman dan tidak bocor untuk kita gunakan dalam kondisi apapun. Gimana? Pasti kamu sudah ada ide untuk kontenmu nanti.

Konten Pancingan. Adanya konten ini bertujuan untuk memancing interaksi penjual dengan customer. Tidak melulu berkaitan dengan produk kita. Di dalam konten pancingan juga bisa kita sisipkan kuis, QnA, maupun konten yang agak ‘alay’. Jadi isi dari konten kita tidak melulu yang serius. Audience terkadang juga memerlukan sesuatu yang receh untuk memantik saraf senyum mereka. Dalam konten pancingan terkadang juga bisa disisipkan konten jualan lho. Misal nih kamu pake meme atau komik, kemudian di meme tersebut kita sebutkan produk kita. Tentunya secara tidak langsung para customer akan mengingat nama produk tanpa kita mempromosikannya.

Baca juga :   Aplikasi Pendukung Instagram untuk Bisnis yang Wajib Kamu Install

Hal-hal yang tidak ada berhubungan dengan produk juga bisa disisipkan saat menyusun kalender konten

Konten Sisipan. Konten ini sebenarnya sangat tidak berkaitan dengan produk kita. Namun, keberadaannya bakal membuat customer merasa toko kita sangat peduli pada mereka. Jadi di dalam konten sisipan berisi hal-hal seperti, Ucapan Selamat Hari Besar, Info dari kantor yang membahagiakan, maupun sekedar ucapan selamat pagi, selamat akhir pekan, selamat hari jumat, dan lain-lain. Konten sisipan ini wajib ada untuk menjaga impresi sosial media jualan kita. Tanpa adanya konten sisipan, maka sosmed kita akan seperti toko yang sepi tanpa pembeli. Kita bisa mencari ide konten sisipan dengan melihat di kalender. Jika ada sesuatu yang sedang banyak orang memperingati, maka itu layak untuk kita jadikan  konten sisipan.

Setelah mengenal segenap pilar dari Bank Konten, maka tugas kita selanjutnya adalah menyusun kalender konten. Kalender konten ini akan menjadi acuan kita untuk menentukan tema apa yang akan kita bahas setiap harinya. Dari tema-tema yang sudah ada, kita bisa menurunkannya menjadi jadwal atau kalender konten. Cara menyusun kalender konten ini akan bermanfaat agar kita tidak bingung lagi memilih tema untuk sosmed jualan. Selain itu kita juga bisa meningkatkan engagement sosmed karena audience semakin paham tentang pola kita. Dengan menerapkan cara menyusun kalender konten ini kita bisa memperluas target pasar kita. Karena adanya konten edukasi terkadang bisa menarik calon customer lebih banyak lagi.