Pernahkah anda mendengar tentang hukum pareto? Atau anda baru mendengarnya sekarang? Buat anda yang sudah sering mendengar tentunya akan bertanya apa pengertian hukum pareto tersebut. Kemudian apa saja implementasi dari hukum tersebut di dalam kehidupan kita?
Dalam artikel ini kita akan bahas juga soal siapa penemu hukum pareto. Untuk apa kita harus mengetahui penemunya? Sebab dari penemu kita akan dapat belajar tentang implementasi hukum tersebut. Tentunya setiap penemuan baik itu teori maupun hukum mempunyai latar belakangnya masing-masing. Di sini kita akan bahas siapa penemu hukum pareto dan latar belakangnya. Lalu nanti kita akan bahas juga tentang kegunaan hukum pareto serta implementasinya dalam dunia bisnis.
Jelas hukum pareto ini adalah sebuah teori yang hingga kini masih menjadi patokan sebagian manajer di kebanyakan perusahaan di seluruh dunia. Jadi meskipun sudah lama ditemukan tetapi gaungnya masih tetap ada sampai sekarang. Melihat lamanya efek dari hukum pareto ini maka kita punya satu alasan untuk memakainya dalam bisnis kita.
Teori demi teori yang lahir telah tumbuh dan tumbang secara bergantian. Nyatanya hukum pareto ini tetap ada dan digunakan sampai sekarang. Tentu dibalik kuatnya dominasi hukum pareto dalam dunia manajerial ini patut kita ulik dalam artikel mengenai pengertian hukum pareto berikut ini. Untuk mengawalinya mari kita simak apa sih pengertian hukum pareto.
Apa itu Hukum Pareto
Kembali lagi kepada pengertian hukum pareto. Ternyata banyak orang menafsirkan hukum ini secara berbeda-beda. Ada yang menyebutnya sebagai prinsip 80-20, ada pula yang menyebutkan hukum efisiensi. Di sini kita tidak akan ikut meramaikan kontestasi pengertian-pengertian yang berbeda tersebut. Namun kita akan membahasnya dalam perspektif penemu hukum tersebut.
Jadi hukum pareto ini bisa juga kita sebut sebagai hukum 20 persen sebab dan 80 persen hasil. Apakah anda masih bingung dengan maksud kalimat tersebut? Bagi kita yang tak akrab dengan hukum ini maka akan bingung. Tapi jangan khawatir kita akan membahas pengertian hukum pareto secara perlahan-lahan.
Jadi maksud dari 20% sebab dan 80% hasil adalah pada dasarnya dari 80% output itu sebenarnya hanya diperlukan peningkatan 20% peningkatan usaha atau input. Tentu hukum ini masih ambigu dan serba gampang untuk ditafsirkan ke arah manapun. Namun di sini secara khusus kita akan menggunakannya dalam dunia bisnis.
Mengapa kita membahasnya hukum pareto di dunia bisnis? Sebab sebenarnya hukum ini muncul pertama kali untuk membahas dunia sosial ekonomi di Italia. Maka dari itu kita masih bisa mengaitkannya dengan dunia bisnis yang mana itu termasuk juga dalam aspek sosial ekonomi.
Jadi pengertian hukum pareto jika dikaitkan di dunia bisnis akan mempunyai pengertian seperti di atas. Pada intinya jika kita ingin kenaikan hasil sebanyak 80 persen maka harus meningkatkan usaha sebesar 20 persen. Jadi memang sesederhana itu. Nah, jika anda ingin melihat bagaimana sejarah dari hukum pareto ini serta siapa yang menemukannya maka simak penjelasan di bawah ini.
Sejarah hukum pareto ini sebenarnya berawal dari Italia. Tentu anda akan semakin kepo dengan fakta ini. Maka dari itu ikuti tulisan ini sampai akhir agar kita semakin mengenal seluk beluk pengertian hukum pareto serta implementasi dalam dunia bisnis.
Siapa Penemu Hukum Pareto
Pada dasarnya hukum pareto ini adalah sebuah pemikiran di bidang ilmu manajemen. Pemikirnya bernama Joseph M. Juran yang merupakan seorang konsultan manajemen. Dia bukanlah penemu dari hukum pareto sebab dia sendiri mendapatkan angka 80-20 itu bukanlah dari teorinya sendiri melainkan dari teori seorang ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto. Dia merupakan seorang ekonom Italia yang menemukan teori 80-20. Teori pareto pada awalnya membahas tentang dunia sosial ekonomi di Italia. Di sana ada sebanyak 80 persen lahan dan properti dimiliki oleh 20 persen penduduk di negara tersebut. Itu artinya hanya 20 persen properti dan lahan yang dimiliki oleh 80 persen penduduk. Fakta tersebut menjadi dasar bagi Joseph M. Juran untuk mengaitkannya dengan dunia bisnis.
Jadi teori atau hukum pareto ini sebenarnya adalah murni pemikiran dari Vilfredo Pareto sejak tahun 1906, namun kemudian disempurnakan oleh Joseph M. Juran. Hukum pareto dipinjam oleh Juran untuk menjelaskan tentang fenomena di dunia bisnis dan manajemen yang mana juga membutuhkan sebuah perangkat untuk problem solving.
Kita sudah tahu apa pengertian hukum pareto serta siapa penemu dari hukum tersebut. Lalu kita akan bergeser tentang kegunaan hukum pareto tersebut secara umum.
Apa Kegunaan Hukum Pareto
Berikut beberapa kegunaan dari hukum pareto secara umum.
Untuk Problem Solving dalam Dunia Bisnis
Pertama kegunaan dari hukum pareto yang paling populer tentu saja untuk dunia bisnis. Di sini hukum pareto bisa membantu menyelesaikan masalah dalam sebuah perusahaan atau bisnis. Misalnya di sebuah bisnis sedang mempunyai masalah yang tidak tahu sebesar apa masalah tersebut. Hukum pareto bisa membahasakan masalah tersebut menjadi bahasa matematis sebesar 80%. Tentu ini adalah angka yang sangat besar. Nah, guna menyelesaikan masalah tersebut maka kita harus tingkatkan kinerja sebesar 20% dari apa yang sudah kita kerjakan selama ini.
Nah dari situ kita akan dapatkan kesimpulan bahwa 80 persen hasil ditentukan oleh 20 persen penyebab.
Guna Memahami Masalah Kepemilikan di Sebuah Negara
Memang awalnya hukum pareto ini berguna di dalam dunia sosial ekonomi sebuah negara. Jadi hukum pareto ini bisa menjelaskan konsep kepemilikan properti di sebuah masyarakat tertentu. Misalnya di sebuah lokal tertentu ada 100% aset, maka bisa dijamin bahwa 80 persen nya dimiliki oleh 20 persen penduduk.
Untuk Meningkatkan Kinerja di Sebuah Organisasi
Sama seperti poin pertama bahwa manfaat dari hukum pareto adalah untuk meningkatkan kinerja sebuah organisasi. Misalnya kinerja di organisasi turun sebesar 60%. Jika ingin meningkat lagi maka harus meningkatkan kinerja sebesar 20% saja agar hasilnya meningkat jadi 80% lagi. Jika itu bisa berhasil maka kita akan surplus hasil sebesar 20%.
Penerapan Hukum Pareto dalam Bisnis
Ada banyak case yang bisa kita gunakan untuk menjelaskan implementasi hukum pareto ini. Setelah kita simak pengertian hukum pareto di bagian awal, mari kita lihat implementasinya berikut ini.
Ada sebuah studi kasus misalnya di perusahaan J sedang mengalami penurunan omset sebesar 50%. Lalu setelah kita telisik ternyata kinerja karyawan tidak mengalami penurunan sama sekali. Ada sebuah faktor yang tak diketahui yang menjadi penyebab perusahaan omsetnya turun.
Karena tak mungkin memetakan faktor penyebab turunnya omset maka yang bisa kita lakukan adalah dengan menggenjot kinerja karyawan agar melampaui apa yang sudah mereka kerjakan selama ini. Agar kembali ke titik omset aman, maka kinerja karyawan harus meningkat sebesar 20%. Dari sini kita harapkan omset akan naik menjadi 100% kembali dan bahkan lebih karena hukum pareto akan meningkatkan hasil sebesar 80%. Itulah salah satu implementasi dari hukum pareto di dunia bisnis. Semoga bermanfaat.