Kisah Sukses Tim Digital Marketing : Jualan Kambing Aqiqah

Kisah sukses tim digital marketing – Dunia digital marketing memang gila. Semua jenis barang, bahkan makhluk hidup saat ini sudah mulai dipasarkan secara online. Seperti jualan ikan hidup, iguana, burung dan kambing pun ikut di jual secara online.

Seperti penjual kambing aqiqah di Desa Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang merubah cara penjualannya, dari penjualan tradisional ke penjualan yang menggunakan media digital.

Namanya Bapak Sigit, lelaki umur 39 yang sudah memiliki keluarga dan dikaruniai dua anak lelaki dan perempuan. Yang saat ini kesibukan utamanya adalah menjual kambing domba untuk keperluan aqiqah atau kebutuhan hajatan lainya. Yang menjadi cerita menarik adalah beliau berani menggunakan media digital nekad tanpa ilmu tapi hasilnya seperti orang yang pernah mengikuti kelas digital marketing. Simak cerita menarik berikut ini.

Munculnya Ide Awal Menggunakan Digital Marketing

Menjual kambing memang masih terkenal dengan metode tradisional. Yaitu dengan membawa beberapa kambing ke pasar hewan pada hari tertentu, lalu memajang hewan ternak dan kemudian menawarkan ke para pelanggan yang mampir.

Tradisi ini memang tidak akan hilang, karena pada dasarnya tradisi ini masih dinilai ampuh oleh sebagian masyarakat yang terjun di bisnis ini. Saya berharap juga tradisi ini harus tetap ada, agar pasar hewan tradisional tidak hilang.

Di era digital saat ini dengan rata – rata konsumennya adalah gen Z, tentu membuat para penjual kambing memutar otak untuk menemukan bagaimana cara untuk menjual kambing ke konsumen gen Z.

Baca juga :   Iklan Kolaboratif Facebook : Pengertian, Kelebihan, dan Cara Menjalankan

Munculah ide awal, tercetus untuk menggunakan aplikasi media sosial, sebagai media untuk pemasaran online. Pak sigit mencoba aplikasi Facebook, hanya bermodal bertanya ke anak pertamanya. Setelah itu beliau belajar sendiri, seperti nonton penjualan hewan ternak lewat aplikasi Youtube.

Tantangan Berjualan Kambing Aqiqah Online

Generasi 70 an pasti memiliki tantangan tersendiri ketika ingin mengikuti perkembangan jualan di era digital seperti saat ini. Anak menjadi guru digital marketing mereka yang nekat untuk memulai berjualan produk secara online.

Pusing dan bingung sempat ia rasakan saat diajari tentang bagaimana membuat akun Facebook bisnis, cara posting dan cara membuat caption. Untungnya beliau memiliki anak laki – laki yang sabar dan tekun untuk terus mengajari bapaknya.

Usaha ini berbuah hasil manis setelah 6 bulan optimasi jualan kambing di Facebook. Dengan modal tekad, semangat dan rasa ingin tahu, terbitlah satu orderan kambing. Proses tawar menawar berlangsung di pesan FB dan beralih ke WA.

Soal negosiasi Pak Sigit sudah ahli, tinggal merubah omongan ke dalam bentuk tulisan. Sebagai seorang penjual kambing profesional, beliau selalu menerapkan prinsip jujur dan transparan ( memberikan informasi kambing apa adanya). 

Bahkan dia menyuruh pelanggan pertama dari FB ini untuk datang langsung ke kandang. Sebagai upaya kalau beliau benar – benar penjual yang jujur dan apa adanya. Karena kalau hanya bertanya lewat media digital rasanya kurang mantap. “Mending datang langsung ke lokasi dan memilih hewan ternak sendiri, itu lebih nyaman dan jelas” Ujar Pak Sigit. Hingga saat ini teknik ini masih terus dilakukan, sebagai upaya memuaskan para pelanggan.

Perjalanan Terbentuknya Tim Digital Marketing

Dari pelayanan maksimal dari pelanggan pertama dari kota jogja, Pak sigit berhasil membawa pelanggan kembali, tapi bukan dari FB. Melainkan dari rekomendasi pelanggan pertama di FB. Pelanggan tersebut membawa satu pelanggan temanya sendiri yang juga sedang mencari kambing untuk aqiqah.

Baca juga :   Keahlian yang dibutuhkan tahun 2021, Buruan Siapkan Keahlian Terbaikmu

Seiring berjalanya waktu, pelanggan dari FB dan dari mulut ke mulut semakin bertambah. Banyak audiens Facebook menanyakan kambing di akun. Keadaan seperti ini sudah tidak mungkin lagi Pak Sigit dapat membalas satu per satu chat yang masuk.

Karena beliau juga masih harus mencari rumput dan merawat kambingnya sendiri. Maka, pada saat itu munculah ide untuk membuat tim digital marketing dalam skala kecil. Pak sigit menyuruh kedua anaknya untuk mengelola FB, yang bertugas membalas chat dan mengarahkan konsumen untuk membeli dan datang langsung ke lokasi, untuk melihat kambing secara langsung.

Trik ini berhasil, semua chat terbalas dan mereka mendapatkan beberapa penjualan kambing. Keluarganya menjadi senang, hingga Pak Sigit memiliki niat untuk menambah kapasitas kandang, agar mampu menampung kambing lebih banyak lagi.

Strategi Dan Perjuangan Jualan Di Facebook

Tidak mau kalah dengan kompetitor lain yang mulai berjualan kambing lewat digital marketing. Pak sigit dan tim memiliki ide untuk membuat website bisnis sebagai wadah untuk mempromosikan kambing.

Bermodal informasi layanan jasa membuat website di pencarian Google, beliau berhasil mendapatkan layanan jasa terpercaya. Sehingga dalam waktu kurang lebih 2 minggu website bisnis sudah jadi.

Karena anak pertamanya tadi sudah memiliki tugas sebagai admin Facebook tentu tidak mungkin lagi jika mau menambah pekerjaan untuk mengelola website. Maka beliau meminta tolong ponakannya untuk mengelola website, yang kebetulan kuliah lulusan informatika. Yang jelas sudah asing lagi dengan dunia website.

Dari sinilah terbit strategi baru seperti : 

  • Rutin Membuat Konten Video
  • Posting Kambing – Kambing Yang Baru Datang
  • Membuat konten edukasi di Facebook dan Website
  • Menggunakan iklan berbayar menggunakan Ads Facebook
  • Menggunakan iklan Ads Google
Baca juga :   Trik Berbisnis Make Up dari Anisa Kusuma, Sang Manajer Fabil Beauty Group

Perjuangan ini hanya bermodal belajar dari media sosial dan Youtube. Timnya sama sekali belum pernah ada yang mengikuti kelas digital marketing. Tapi memiliki rencana untuk mengikuti kelas digital marketing.

Puncak Keberhasilan Jualan Kambing Online

Puncak keberhasilan bisnis kambing aqiqah didapatkan setelah ponakan dan anaknya mengikuti kelas digital marketing. Setelah selesai mengikuti kelas selama 2 minggu, kedua kakak berhasil meningkatkan trafik penjualan lewat Facebook dan Website.

Dalam kurung waktu satu bulan Pak Sigit dan timnya berhasil menjual 18 ekor. Ini dia katakan sebagai puncak keberhasilan , karena sebelumnya belum pernah menjual 18 ekor kambing dalam waktu satu bulan.Sampai saat ini juga penjualnya masih stabil. Terkadang ada lonjakan penjual jika memasuki musim qurban.

Sampai sekarang beliau juga menambah tim baru bagian cari rumput dan orang yang merawat kandang. Dengan begitu ia bisa lebih fokus mencari kambing berkualitas untuk dijual kembali.

Semenjak mendapatkan penjualan terbanyak, Pak sigit berkomitmen untuk terus mengikuti tren jual beli secara online. Karena menurutnya pemasaran menggunakan digital marketing sangatlah penting, mampu memberikan dampak yang luar biasa, jika kita mau berusaha untuk belajar.

Pelajaran Dan Inspirasi

Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari perjalanan tim ini adalah jangan takut untuk memulai ide kecil, karena dampak besar selalu bermula dari langkah pertama. Ketakutan memang ada, tapi bukan berarti tidak bisa dilawan, dan pasti selalu ada jalan untuk menjadi berani.

Semoga kisah sukses tim digital marketing jualan kambing aqiqah ini dapat menginspirasi pembaca untuk dapat membangun tim digital marketing yang efektif dan solid. Berjalan untuk menemukan tujuan,belok kiri untuk ngopi. Indahnya perjalanan diiringi dengan usaha dan doa istri.